Setiap saya membuka akun medsos,
banyak postingan teman-teman narablog yang mayoritas ibu-ibu meramaikan
homepage. Mulai dari cerita lucu keluarga, mencari klinik atau sekolah di suatu
daerah sampai obrolan khas ibu-ibu yakni promo di supermarket. Seperti ini
kah hidup seorang Ibu? Kadang terlintas dipikiran, kelak, saya akan menjadi
seorang Ibu seperti apa ya? Panikan? Heboh? Sigap?
Saat Hari Ibu tahun lalu medsos
penuh dengan postingan tentang Cerita Ibu, saya melihat postingan yang
menceritakan semakin dewasa si anak, ia akan lebih memahami apa kata-kata yang
pernah diucapkan Ibunya. Bisa dalam bentuk teguran, nasihat dengan beragam
irama, kadang rendah kadang tinggi. Lantunan nasihatnya kadang tidak digubris
kecuali kalau kita kena batunya… Iya, kan? (cari teman)
Sebagi anak perempuan, sudah
pasti ceramah on the spot sering saya dapatkan. Berbeda dari fase remaja sampai
menjadi dewasa. Mulai dari gaya berpakaian, menyelsaikan tugas, menjalankan
ibadah, jangan boros dan banyak lagi.. Namun ada satu nasihat yang sesekali beliau
berikan dan kini menjadi prinsip untuk hidup saya. apa nasihatnya?
Bergantung dengan Sang Pencipta.
Terdengar klise, ya? Tapi sebagai
manusia biasa yang belum banyak pengalaman pasti melakukan hal ini sulit.
Kebersamaan memang menyenangkan, memiliki teman yang banyak itu juga membahagiakan
namun kadang kita lupa menggantungkan diri pada Yang Maha Kuasa. Contohnya anak
sekolahan, untuk yang perempuan biasanya enggan ke kamar kecil sendirian. Untuk
laki-laki umumnya kurang pede ke ruang guru seorang diri.. kalau dipikir-pikir,
kenapa ya harus selalu barengan?
Ada juga saat kita berusaha
upgrade kualitas mulai dari penampilan dan wawasan agar dianggap atau diterima oleh
kelompok sampai gebetan tapi berujung dengan kekecewaan. Kalau sudah begitu
biasanya kita akan marah, tidak terima sampai sedih dan bertanya pada Tuhan..
“Salah saya apa sampai begini?”
Kata Ibu saya, “Kamu niatnya
berubah jadi baiknya untuk orang lain. Ekspektasinya mungkin lebih dari kamu.
Coba kalau ubah diri biar menjadi mandiri. Nggak bakal sedih begini.”
Saat itu saya hanya bisa bungkam
tidak bisa berkutik.
Saya yakin yang sedang membaca
postingan ini pernah berusaha sekuat tenaga untuk mencapai sesuatu tapi tidak
membuahkan hasil atau sudah berusaha menjadi yang lebih baik tapi tetap
dipandang sebelah mata oleh orang yang dikagumi. Kecewa dengan jalan yang
dipilihkan Tuhan terus berprasangka buruk pada-Nya..
Saat saya bersedih hanya Ibu yang
tak pernah meninggalkan saya yang keras kepala, mewanti-wanti saya untuk
menerima keadaan, untuk fokus pada diri sendiri dan bergantung pada Allah SWT.
Padahal bisa saja ada yang lebih
baik. Mungkin teman yang pergi tanpa kabar bisa menjerumuskan kita, mungkin
dengan penolakan bisa membuat kita menemukan hal yang lebih baik dari
ekspektasi kita, tidak jadi ke suatu teman yang ingin dituju mungkin saja kita
dihindari dari bahaya.
Kadang saya merasa masih bocah
karena gagal berpikir positif dan bersyukur. Ibu saya tak pernah lelah
menasihati, membimbing dan mendukung. Ibu saya pernah bilang..
“Kalau kamu punya anak nanti,
kamu kan tetap anaknya Ibu.”
Memang benar ya, kasih sayang Ibu
tak terbantahkan waktu. Baru-baru ini saya menemukan lagu yang menyentuh tentang
Ibu dari band Jasmine Elektrik dengan judul “Ibu” coba dengerin deh, pasti
langsung pingin peluk erat Ibumu.
Sehat selalu ya, Bu. Aku sayang
banget sama Ibu!
#JasmineElektrik
21 komentar
Aku juga sayang banget sama ibu... sehat selalu ya bu....
BalasHapusAmiin 🙏
HapusSaat sudah tiada, baru terasa betapa sangat pentingnya seorang ibu. Maka jangan tunggu lagi, segerakan bahagiakan ayah dan ibu untuk yang ayah ibunya masih ada...
BalasHapusIya mba, kalo seharian sibuk n ga sempet ngobrol n manja-manjaan sama ibu ada yg kurang
HapusSemoga menang ya kak. Aku udah nggak punya ibu. Berat kalau mau nulis tentang ibu
BalasHapusSemoga kita menang mbaa! Amiin!
HapusNgomongin orang tua, selalu bikin sedih dan terharu. Baik ngomongin ayah atau pun ibu. Jadi inget gimana aku ke mereka dulu. Duh, maafkan ya Allah. Aku yang bandel dan sering membantah. Setelah alm. bapak meninggal, dan setelah mama jauh dari aku, kerasa banget sayang mereka ke aku. Semoga semua orang tua kita yang masih hidup selalu bahagia. Dan semoga yang sudah meninggal mendapat tempat terbaik di sisiNya.
BalasHapusSetelah ayah saya meninggal saya jd deket sama ibu, ga kebayang jauh-jauh sama ibu..
HapusTerkadang, kita tidak pernah mengerti apa yang diinginkan orang tua kita tetapi apapun itu pasti yang terbaik
BalasHapusIya, pas dewasa baru ngeh maksud nasihatnya 😔
HapusIbu memang jasanya gak bakal bisa dibalas lunas sama anak.. kasih sepanjang hayat..
BalasHapusBener banget mas!
HapusLagunya bagus banget, suka terharu kalau dengar lagu tentang ibu, alhamdulillah anak-anak sudah makin besar dan memahami arti seorang ibh
BalasHapusAuto like kalau ada lagu tentang ibu 😊
HapusPesan Ibuku ke anak2nya, selalu bilang mau sebandel apapun kalian jangan pernah ninggalin yang namanya Shalat dan sama Aku pun sering dapet ceramah on the spot tapi semua itu kurasakan manfaatnya sekarang ini.
BalasHapusIya mba, dulu pas bandel aku malah bikin ibuku bete krn sholat bolong bolong
HapusSosok Ibu memang inspiratif ya.. beruntung bagi yang masih memiliki Ibu, sayangilah mereka, karena jika mereka sudah tidak ada, maka kesempatan itu tidak akan kembali.. thanks for sharing kakak
BalasHapusIya mba, setuju banget 😄
Hapussuka mbak sama lagunya..bakal sering diputer kalau 22 desember nih
BalasHapusAtau pas jauh dari ibu ^^
HapusSayapun selalu berusaha nurut dengan Ibuku, karena doa Ibu di kabulkan Tuhan
BalasHapusJangan pake link ya, terimakasih!