Hai semuanya, sebentar lagi masuk bulan Ramadan nih semoga dilancarkan ya bagi yang menjalankan! Minggu lalu aku berkesempatan hadir di acara yang keren banget, nama acaranya New Wave Sustainable Agribusiness. Topik utamanya mengenai dunia pertanian dan agribisnis. Pembicara yang hadir kemarin adalah Dr. Bayu Krinsamurthi (Wakil Menteri Peertanian 2010-2011) Said Abdullah (National coordinator, Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan) dan Dea Salsabila Amira (CEO dan Founder Ur-Farm) makanya aku bilang keren.
New Wave Sustainable Agribusiness |
Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Hasil biji-bijian seperti kopi yang diakui kenikmatannya di dunia, sayur mayur dan berbagai macam buah, namun sayang banyak tantangan yang membuat perkembangan pertanian terhambat mulai dari kurangnya lahan, distribusi yang tidak stabil dan kurangnya inovasi.
Contohnya isu harga cabai deh. Harga cabai yang tinggi setara dengan daging itu sukses mencekik masyarakat Indonesia terutama yang tinggal di kota besar. Tapi coba pikir lagi, kenapa nggak memulai dari kita sendiri? Punya lahan kecil di rumah bisa kamu pakai untuk menanam cabai, sewaktu SD pasti pernah menanam kacang hijau, kenapa tidak mencoba menanam cabai atau tanaman lainnya? Tidak ada lahan kamu bisa menggunakan pot sebagai awal Ketimbang marah-marah sama tukang sayur, kan?
New Wave Sustainable Agribusiness |
New Wave Sustainable Agribusiness |
Dr. Bayu krinsamurthi menjelaskan banyaknya masyarakat yang memandang remeh profesi petani menjadi faktor utama yang membuat pertanian di Indonesia tidak bisa maju. Banyak yang memandang kerjaan petani adalah kotor-kotor berkeringat dengan penghasilan yang kecil. Padahal 6 dari 10 perusahaan besar di Indonesia adalah perusahaan pertanian. Beliau menjelaskan kalau masyarakat bisa mengubah mindset-nya akan profesi petani maka tidak diragukan masa depan pertanian di Indonesia akan berkembang pesat-tidak perlu beli beras dan berbagai buah atau sayur dari luar negeri lagi dan semacamnya.
Dulu Indonesia dikenal sebagai negara agraris namun faktanya luas lahan pertanian semakin menurun tiap tahunnya. Tantangan terbesar masyarakat di masa depan adalah menjaga kelestarian pertanian di Indonesia. Rasanya miris membayangkan selalu mengimpor sayur mayur, beras dan lainnya.
Kurangnya kesejahteraan para petani di Indonesia juga menjadi faktor minimnya minat anak muda yang tertarik memajukan pertanian di Indonesia. Padahal bisnis logistik adalah salah satu bidang yang menjanjikan, dengan sistem distribusi yang baik maka akan memberikan keuntungan yang besar.
Dulu Indonesia dikenal sebagai negara agraris namun faktanya luas lahan pertanian semakin menurun tiap tahunnya. Tantangan terbesar masyarakat di masa depan adalah menjaga kelestarian pertanian di Indonesia. Rasanya miris membayangkan selalu mengimpor sayur mayur, beras dan lainnya.
Kurangnya kesejahteraan para petani di Indonesia juga menjadi faktor minimnya minat anak muda yang tertarik memajukan pertanian di Indonesia. Padahal bisnis logistik adalah salah satu bidang yang menjanjikan, dengan sistem distribusi yang baik maka akan memberikan keuntungan yang besar.
New Wave Sustainable Agribusiness |
Said Abdullah salah satu pembicara juga menyebutkan fakta yang miris tentang pertanian di Indonesia seperti, tak adanya perkembangan dikarenakan karena para kebanyakan petani kita hanya menempuh jenjang pendidikan sampai sekolah dasar dan jika jenjang pendidikan mereka makin tinggi kebanyakan mereka tidak ingin berkecimpung di dunia pertanian. Ditambah minimnya lahan yang disediakan untuk bertani menjadi tantangan besar.
Untuk itu Dr. Bayu Krisnamurthi dan Said Abdullah menaruh harapan besar pada masyarakat dan anak muda untuk menekuni dan melestarikan pertanian.
Kenapa anak muda? Karena mereka kaya akan inovasi dan keratifitas. Mungkin Indonesia memiliki resources namun jika tidak dikelola dengan inovasi baru akan sulit berkembang. Banyaknya anak muda yang kreatif bisa mendalami ilmu agribisnis contohnya UR-Farm.
Pernah dengar UR-Farm sebelumnya? Belum? Ur Farm adalah e-commerce yang menyediakan produk-produk organik yang memiliki sertifikasi. Produk-produk yang diambil Ur Farm langsung dari petani organik lokal dan pelaku ukm hijau. Masyarakat yang sadar akan pentingnya mengkonsumsi sayuran sering kesulitan mendapatkan sayuran organik.
Untuk itu Dr. Bayu Krisnamurthi dan Said Abdullah menaruh harapan besar pada masyarakat dan anak muda untuk menekuni dan melestarikan pertanian.
Kenapa anak muda? Karena mereka kaya akan inovasi dan keratifitas. Mungkin Indonesia memiliki resources namun jika tidak dikelola dengan inovasi baru akan sulit berkembang. Banyaknya anak muda yang kreatif bisa mendalami ilmu agribisnis contohnya UR-Farm.
Pernah dengar UR-Farm sebelumnya? Belum? Ur Farm adalah e-commerce yang menyediakan produk-produk organik yang memiliki sertifikasi. Produk-produk yang diambil Ur Farm langsung dari petani organik lokal dan pelaku ukm hijau. Masyarakat yang sadar akan pentingnya mengkonsumsi sayuran sering kesulitan mendapatkan sayuran organik.
New Wave Sustainable Agribusiness |
Yang terlintas dipikiran saat membaca sayuran organik pasti harganya yang mahal kan? Maka dari itu Ur-Farm yang didirikan oleh Dea Salsabila Amira ingin memudahkan masyarakat mendapatkan sayuran organik dengan harga lebih murah secara online. Iya, belanja sayur online!
Selain sayur organik dan buah-buahan, di website Ur Farm kamu bisa menemukan kopi hijau, pasti pernah dengar kan? Kopi yang dianjurkan untuk menurunkan berat badan itu lho! Nggak hanya itu saja, kemarin mba Dea menunjukkan salah satu inovasi unik terbaru yakni buku yang bisa menjadi tanaman. Jadi setelah kertas yang digunakan jangan dibuang karena dalam kertas tersebut mengandung benih tumbuhan seperti cabai! Kamu bisa menimbunnya di tanah dan rutin menyiraminya. Hmm, keren banget ya! Untuk lebih jelasnya bisa kepoin Instagram Ur-Farm di @urfarmid
New Wave Sustainable Agribusiness |
Semoga dengan artikel ini kamu bisa terinspirasi untuk menginovasi dan memajukan pertanian Indonesia. Have a nice day!
16 komentar
Menjadi kreatif n inovatif untuk keberlanjutan pertanian..
BalasHapusseoga kita bisa memulai dari secepatnya dari diri sendiri
HapusJieeer.. Faktanya parah juga yak, kalo udah berpendidikan gak mau jadi petani. Jadi buah simalakama, tetep sd jadi petani atau sekolah tinggi meninggalkan lahan kosong.. Hiks,
BalasHapuskarena petani kita nggak sejahtera, padahal kalo bisa agribisnis persaingannya belum ketat ketimbang bisnis makeup dsb
HapusAku jadi tertarik mau beralih ke pertanian
BalasHapusibuku dari dulu suka berkebun, abis lihat acara ini jadi pengen belajar lebih dalam lagi ya
Hapusinspiratif . yuk jadi semangat deh. melanjutkan hobbyku urban farming dan pertanian itu menarik. salam. fb darsri sri .
BalasHapussalam kenal :D iya bisa mulai dari kita sendiri :D
HapusAku pernah baca artikel salah satu blogger yang bekerja sebagai penyuluh pertanian, dia bilang memang minat generasi muda tidak pada bidang pertanian. Mereka lebih memilih kerja kantoran.
BalasHapusSemoga dengan ur-farm bisa memajukan pertanian Indonesia ya. Btw, buku yang bisa ditanam jadi pohon cabai itu keren amat yaaa...
kerja kantoran itu ada rasa yg dibanggain gt, di kantor megah dan penampilan yg necis bikin mereka ngerasa keren~ amiin, smoga Ur Farm bisa maju n menginspirasi generasi muda. iyaa bukunya belum dijual tapiii
HapusPetani kita banyak dirugikan sama tengkulak sih. Nekan harga terus. Padahal jualnya mahal.
BalasHapusTanpa petani ga bakal kenyang kitah
smoga pemerintah mau memberi modal sama petani..uang jangan dikorup, kalo dipake benerin sekolah/fasilitas umum masih gapapa. ini ga transparan, mana apa2 dipajakkin..
HapusKadang petani juga kurang di perhatikan sudah bersih pyah menanam tiba-tiba pemerintah malah mengimpor beberapa hasil tani jadi bisa menyebabkan harga menjadi murah sekali.
BalasHapusbeberapa orang bangga pakai/konsumsi sesuatu dari LN, menurut mereka itu lebih bergengsi.. -_-
HapusPapaku seorang magister pertanian yang selalu sibuk membimbing mahasiswanya yang menekuni jurusan pertanian. Menurut beliau, banyak anak muda yang sebenarnya kurang bangga jika menyandang status sebagai petani. Kesannya petani nggak punya apa apa sehingga akan sengsaralah hidupnya. Apalagi lahan untuk bertani di daerah daerah pun makin lama makin menyusut. Miris memang.
BalasHapusBtw makasih banyak atas sharingnya mba. Senamg bisa mampir kemari.
iya, petani di mata mereka mungkin kotor dan kulit terbakar matahari.. padahal kalau punya ilmu pengetahuan yang tinggi pasti bisa membuat inovasi.. Sennag bisa berbagi informasi juga :D
HapusJangan pake link ya, terimakasih!